Bercerita tentang sparkling
Hal menyenangkan di pekerjaanku adalah bisa membantu orang, bisa menyebarkan value baik dan membuatnya menjadi culture yang baik juga, membuat sistem yang robust-yang bisa facilitate perusahaan dan individu buat growth dan semua pihak diperlakukan dengan fair.
It's align with my personal value, so I'm happy doing my work.
Tapi aku lagi kehilangan sparkling, nih.
Am I already walk through the right path?
...
Melihat fenomena sekarang, manusia (karyawan) hanya dijadikan sebagai komoditi, sangat menyedihkan sekali. Mudah banget buat mecat karyawan, hire lagi, mecat lagi, hire lebih banyak lagi.
Manusia dengan segala kompleksitasnya di-reduce menjadi karyawan yang- ketika sudah tidak dibutuhkan- dibuang begitu saja. Dan patah hatinya lagi, kebiasaan hire-cut-chire-cut ini udah jadi common pratice, jadi orang-orang udah menganggap ini hal yang biasa. Lagu lama lah yaa, powerless people akan selalu kalah dengan yang powerful.
Meskipun masih ada beberapa perusahaan yang berusaha fair dengan pesangonnya (banyak yg enggak loh, abuse aturan-alhamdulillah tempat ak kerja masih berusaha untuk fair- very appreciate for this), tapi persoalan manusia itu ya kompleks. Manusia dengan segala harapannya, dengan segala perannya, dengan segala pridenya, dengan segala kebutuhannya, dan variable lainnya yang membuatnya menjadi manusia.
Praktek layoff ga sepenuhnya salah, karena ya dunia industri sekarang cukup kejam yaaa. Tapi, membuat hal ini menjadi biasa (dan menjadikannya sebagai first way out when things go down) tuhh hafht banget. Pilihan yang instan banget dan kayak gamau bertanggung jawab. Apalagi untuk perusahaan yang sering hiring gede2an-layoff-hiring lagi-layoff lagi, it was like, dude, kenapa ga dari awal dipikirin sihhhh? Jadi kayak: yaudah sih, kalo ini ga works, tinggal pecat2in aja karyawannya :(
I know, membesarkan perusahaan tuh suliiit banget, banyak banget matrix yang harus dijaga. Tapi dengan tidak menjadikan layoff sebagai pilihan pertama when things go down, bet it is really matters for me. Because you know, that's the priority :)
...
Karena itu, aku galau banget.
Should I re-route? Or fight it until it's done?
Komentar
Posting Komentar