Blind Cafe

Saat mengunjungi Bandung, salah satu teman saya mengajukan ide untuk mampir ke Blind Cafe. Kebetulan saat itu kami sedang meneduh di Ciwalk (yang rencana awalnya adalah Lembang, tapi alam berkata lain=ujan), maka berdasarkan keputusan bersama mampirlah kami ke Blind Cafe.

Dari namanya saja sebenarnya sudah bisa ditebak bagaimana konsep dr cafe ini. Blind=buta dan buta diasosiasikan dengan kegelapan. Jadinya kita makan di dalam kegelapan :)

Awalnya kita disuruh mengorder makanan di front-table nya. Belum terlihat tanda-tanda ketidakadaan cahayanya. Menu di blind cafe ini adalah menu standar seperti di cafe-cafe lainnya (serasa anak gaul cafe nih haha !). Setelah mempertimbangkan rasa dan harga, saya memilih fruit salad untuk menemani makan sore saya. Teman-teman yang lain pun memesan berbagai macam makanan.

Setelah order-mengorder makanan selesai, kami lansung di briefing. Kami tidak diperkenankan untuk membawa hp dan alat penerangan lainnya. untuk itu, manajemen cafe telah memberikan lemari penitipan barang. Dan ketika masuk kami harussaling memegang bahu teman yang di depan, jangan sampai putus, kalo enggak bakalan nyasar :)

yeeah this is the time. Here we comeee the darkness :) ayeee baru sekali melangkah ke dalam tempat makannya, dan ZINK ! its totally blind there ! Kami (berjumlah 10 orang) berteriak-teriak ketakutan. Benar2 gada cahayanya. Sereeeem gimana kalo kemaren tiba-tiba ada suster ngesot ngampirin kami? hiiiiii !

Adalah si mas X, guide yang menuntun kami hingga sampai di tempat tujuan (read : tempat duduk). Kami dibagi menjadi 2 bagian di dalam 1bilik. FYI, katanya si mas, cafe ini terdiri dari 6 bilik. Ohyaaa, ternyata ya si mas guide itu TOTALLY BLIND. Subhanallah ! Dan seketika saya langsung merinding, salut dan juga kasian.

Kami pun makan di dalam kegelapan. Susah niaaaan. Jangankan untuk nebeng makanan orang lain, makan makanan sendiri aja effortfull banget. Yak saya sampai ke makan buah yang tidak saya sukai. Saya juga berusaha mmaksimalkan sensasi lainnya excluding penglihatan. Untuk mengetahui makanan yang saya makan, saya harus benar2 mengaktifkan indera perasa saya, untuk bisa nebeng makanan orang lain saya harus bisa memaksimalkan indera peraba dan mulut :)

yak pengalaman 1 jam makan di dalam kegelapan itu benar-brnar pengalaman baru untuk saya. Selama ini saya hanya bisa merasa kasian dengan orang-orang tunatera, namun ketika itu saya merasakan sendiri betapa susahnya melakukan aktifitas tanpa penglihatan. Saya merasa bersyukur untuk nikmat sehat yang selama ini Allah telah berikan. Saya merasa bersyukur atas masih bisanya saya melihat warna-warni alam, untuk melihat keindahan dunia, untuk melihat cowok cakep*hehe, untuk membaca gabungan kata-kata, untuk bisa melihat kemacetan, dan semuanyaaaaaa :)


Maka, nikmat Tuhan manakah lagi yang akan kamu dustakan?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

hate about

about me(test)

HAPPY BIRTHDAY ASA PRATITA INDRAJATI