Kamis, 26 September 2013

Bawaannya pengeeeen marah terus dan cepat tersinggung dengan tingkah laku orang-orang di sekitar kita. Do you ever feel like that ? Saya hampir rutin tiap bulannya, ketika periode PMS. Serem yakkk ? haha. Sebenarnya cuma sehari dua hari aja pas lagi periode PMS itu sih. Tapi ya, sungguh ga enak banget nih ketika hormon mengubah saya seperti itu. Berasa sesak, tertekan, dan stres sepanjang hari.  Semakin hari saya semakin paham kalo tabiat jelek saya itu gara gara mau dapet, dan saya berusaha sebisa mungkin buat mengontrolnya.  Meeen berat banget beraaaaat :( Kao udah gitu, biasanya saya melipir ke pinggiran dan istighfar sebanyak banyaknya. Huhahuhah !

Nah, from the coolest google, saya dapetin nih beberapa gejala PMS. Yok kita review satu per satu :

Gejalanya hanya emosional
Bila Anda menghadapi PMS, Anda juga akan mengalami gejala fisik seperti perut kembung, payudara nyeri, dan diikuti dengan gejala emosional seperti mood swing. "Jika gejala itu kebanyakan emosional, dan sangat mengacaukan hidup Anda, kemungkinan Anda mengalami PMDD," ujar Patricia J. Sulak, MD, profesor kebidanan dan kandungan di Texas A&M Health Science Center College of Medicine, dan direktur program pendidikan seks remaja di Scott & White Clinic and Memorial Hospital, di Temple.



--> Yoi banget ini, perut kembung, jerawatan, dan berasa bauk sepanjang hari



Anda mengalami depresi yang parah
Jika Anda merasa sedikit down seminggu sebelum mens, namun merasa baik-baik saja sesudahnya, bisa dipastikan Anda hanya mengalami PMS. Tetapi jika depresi pra menstruasi ini mengacaukan pekerjaan dan hubungan Anda, ada kemungkinan PMDD yang jadi penyebabnya. Apalagi jika depresi itu tak juga hilang sepanjang bulan, mungkin Anda sedang mengidap penyakit lain yang mendasar.

"Sebagian perempuan yang bilang, gejala itu benar-benar mustahil terjadi seminggu sebelum mens, tapi kalau Anda mulai menggali informasi mengenai energi, nafsu makan, atau kondisi tidurnya, mereka akan bilang bahwa mereka tak pernah benar-benar kembali ke diri mereka yang lama," ujar Dr Currier. "Hal itu bisa berarti pasien mengalami depresi mendasar yang bertambah parah selama masa pra menstruasinya."

--> lebih tepatnya easily down by something tp ga sampai frustasih juga kali ya. Alhamdulillah masih normaal :))




Anda mudah marah, gelisah, dan gampang menangis
Meskipun Anda tidak mengalami depresi, adanya gejala seperti di atas bisa merupakan pertanda Anda mengidap PMDD. Masalahnya, Anda tidak tahu apakah gejala tersebut kadarnya normal atau tidak. Apalagi, saat kita menghadapi hari-hari yang begitu sibuk, kita juga sering merasa ucapan atau tindakan orang lain bisa sangat mengganggu.

Nah, kalau tingkat ketergangguan Anda ini meningkat ke titik dimana Anda akan menumpahkannya kepada keluarga atau rekan kerja, bisa jadi yang Anda alami lebih dari sekadar PMS. Dan kalau Anda merasa lebih cengeng daripada biasanya menjelang haid, Anda tak perlu khawatir. Kecuali, Anda terus menangis tanpa alasan tertentu.

--> NAH NAH NAH !!!! Those things often happen to me doong. Dikit dikit marah, dikit dikit tersinggung dengan perkataan orang-orang (padahal gue sendiri kata katanya sering nyelekit). Terus yaa yang paling hits adalah masa saya jadi cengeng bangeeeet. Mikirin sesuatu, terus mewek. Apalagi kalo ngelamun malem-malem  atau kalo lg solat. Meweeek muluuu tanpa alasan


Ada perasaan meluap-luap dan melebihi batas
Normal saja jika Anda merasa kewalahan ketika harus membagi waktu, tenaga, dan pikiran, antara mengurus anak, pekerjaan, dan masalah pribadi. Namun ketika gelombang perasaan tersebut mengancam diri Anda, bisa jadi itu gejala PMDD.

"Pasien-pasien saya bilang, mereka mudah 'meledak' ketika harus mengantar anak-anak ke sekolah," papar Dr Currier. "Mereka merasa kewalahan dengan jadwal harian yang sudah rutin itu." Sebagian pasien yang lain mengatakan, mereka ingin berteriak atau mencubiti anak karena merasa tak mampu mengatasinya


--> haha kalo ini susah diidentifikasi. Lah saya orangnya memang selalu berrrrrsemangat tiap harinya (baca : meluapluap)



Anda sulit berkonsentrasi

Penurunan memori atau konsentrasi, seperti lupa menaruh kunci atau mengingat nama seseorang, biasa kita alami. Namun ketika gejala ini mulai mengacaukan hidup Anda dengan serius, lebih baik Anda berkonsultasi dengan dokter. “Perempuan yang mengidap PMDD biasanya mengatakan, 'Aku tidak bisa menyelesaikan pekerjaan'. Tetai mereka merasa itu hanya karena mereka tidak produktif saat ini," ujar Dr Currier.


--> Kalo point yang ini kayaknya jarang terjadi deh. Atau saya yang tidak terlalu sensitif merasakan penurunan konsentrasi ketika PMS. Lha wong tiap hari konsentrasi saya nurun mulu gara gara keingetan wajahnya eh, maksudnya gara gara kelaperaaaaaan ','




Rabu, 18 September 2013

Hei there !

Its been long time ya ga nulis panjang-panjang di sini. Mau tau kenapa ? Hal ini disebabkan oleh banyaknya laporan kerja praktek yang harus dikejar penyelesainnya agar cepat selesai dan tidak menumpuk  (haha ini namanya laporan style tjoy). Pun sekarang, saya lagi dikejar-kejar oleh dateline laporan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Baru aja saya menyelesaikan 1/6 dari tugas tersebut. Terus capek mikir, jadinya nulis disini deh :))

Sebenarnya, there's a thing yang mengganjal pikiran saya sehingga merasuk ke dalam emosi, ketika saya membaca postingan ini di kaskus :


Baca judulnya aja udah provokatif banget yakk? Apalagi bagi mahasiswa profesi psikologi industri dan organisasi macam saya yang diproyeksikan kerjanya akan sangat berhubungan dengan psychotest thingy.

Jadi inti dari tulisan TS di forum tersebut adalah karena lowongan kerja untuk anak psikologi itu sedikit (yang doi tulisin kerjanya anak psiko itu cuma di Rumah Sakit Jiwa dan buka konsultan), jadi lulusan psikologi itu sengaja bikin psikotest biar bisa dapet duit (Duuuh sedih banget ya bacanya :/ ) Lalu, masih menurut doi, psikotest itu ga efektif dalam menentukan performa individu, dan dia berusaha mencoba untuk memaparkan bukti buktinya. Yeah nice try gan :))

Okay this time, I try to tell you what psychology test is and how it works to predict your performance


Sebenarnya apa sih tes psikologi itu ? (Buka buku catatan dulu yakk)

Alat ukur yang mempunyai standar obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu
(Anastasi &Urbina, 2006)
Sekumpulan item yang dirancang untuk mengukur karakteristik individu dan memprediksi perilakunya 
(Kaplan & Sacuzzo, 2005) 

Develop alat ukur itu takes time looh, bertahun tahun lamanya. Buat satu alat ukur biar bisa valid dan realiable ini butuh beribu-ribu oraang, kebayang kan ribetnya ? Makanya, PR untuk alat-ukur-psikologis di Indonesia sekarang adalah melakukan updating terhadap alat ukur yang ada biar sesuai dengan perkembangan zaman.

Oya, to be bold : bahwasanya semua alat ukur yang digunakan  untuk recruitment itu objektif, valid, dan reliabe, even itu tes proyeksi sekalipun (semacam Wartegg, HTP, DAP, BAUM). Errornya mungkin sekitar 5- 10 %.


Kenapa sih kalo kita ikut psikotest itu macem based on lucky ? Lulus ga lulus psikotest itu based on apa ya

Jadi gini ya, biasanya yang ikut psikotest itu freshgraduate yang belum atau sedikit menyentuh dunia pekerjaan. Karena itu, pihak perusahaan belum bisa menebak bagaimana style kerjanya, apakah dia benar2 cocok di pekerjaan itu, atau apakah dia akan perform kalo di tempatin di pekerjaannya. Karena itulah psychotest exist for you hey freshgraduate :))

Nah,kalo katanya orang-orang psikotest itu based on lucky, saya sih ga setuju. Karena psikotest itu ya people-job fit. Dan biasanya ada tiga faktor yang dinilai, yaitu : kepribadian, sikap kerja, dan intelegensi. Kalo misalnya nih si calon intelegensinya tinggi banget, tapi ketika dilihat sikap kerjanya (misal nih : attention to detail kompetensi  yang paling penting nih untuk jabatan yang di apply), ternyata attention to detail dia rendah banget. Terus dilihat dari kepribadiannya, dia orangnya moody-an padahal job ini harus banget bekerja di dalam kelompok. Kesimpulannya dia tidak direkomendasikan untuk pekerjaan itu.

Kira-kira begitulah penjelasannya kenapa orang awam menyebut psikotes itu based on lucky


.........

Terakhir, saya  mau sedikit curhat mengenai pengalaman saya dalam mendalami ilmu psikologi, khususnya psikologi industri dan organisasi ini, khususnya dalam ilmu psikodiagnostik

Psikodiagnostik ini memang sangat melekat pada diri seorang psikolog, baik itu klinis, pendidikan, maupun PIO. Perbedaannya adalah pada alat ukur yang digunakan. Psikolog klinis itu biasanya penguasaan alat ukur lebih mendetail, kuratif, dan lebih ke pemaknaan disfungsi dari diri individu. Nah kalo PIO lebih ke potensi individu, proyeksi keerhasilan ke depannya.

Awal mempelajari ilmu ini sangat berat. Karena saya harus meyakinkan diri saya sendiri bahwa yeah alat ukur ini ilmiah. Dengan banyak bertanya dan membaca literatur, akhirnya saya bisa membuktikan bahwa semua alat ukur yang digunakan dalam psikotest ini insyaallah valid dan reliabel.

Dan lebih dari itu,
Sungguh menginterpretasi semua alat ukur ini tidaklah mudah. Seorang psikolog dituntut untuk tetap objetif, sesnsitif dengan semua tanda, dan mempunyai pemahaman yang luas tentang semua alat ukur tersebut. Belum lagi harus menggabungkan semua alat ukur dan dijadikan satu kesimpulan yang akan menentukan nasib manusia ke depannya. Nasib manusia dan mungkin keluarganya.

:))