tentang feedback
Mengenai ke-belum-berhasilan gue pada tahap kedua ujian masuk S2 yang lalu, ini dia feedbacknya :
MBAK IRA
Gue (G) : Mbak, aku mau daftar S2 UGM, terus UGMnya minta surat rekomendasi dari dosen, mbak minta tolong isiin boleh?
Mbak Ira(I) : Kamu mau daftar di UGM ?
G : Iya mbak, abisan kemaren daftar di Ui ga keterima sih
I : Kamu udah minta feedback dari dosen yang wawancara kamu belum?
G : hehehe *nyengir* belum sih mbak. eee tapi emank bisa minta feedbacknya mbak?
I : Bisa ko. Kalo gak salah, dosen-dosen itu pada rekomendasi kamu masuk S2 PIO daripada S2 KLA
G : *nyengirtambahlebaaaaaar* aaaaaaaak kenapa harus PIO mbaaaaak ?
'____________________'
BU DINI PEPEN
Jadi ceritanya gue ditugaskan kantor untuk mencari refrensi mengenai proyek alat ukur yang akan kami buat. Jadilah gue bersama satu rekan kerja gue berkunjung ke perpus psiko buat nyari referensinya. Nah, di perpus gue ketemu temen seper-PA-an sama gue. Doi bilang ibu PA kami, yaitu ibu dini, mencari-cari gue, lalu ia memberikan nomor hape gue yang sedang tidak aktif ke ibu dini. Yasudahlah, gue sms saja ibu dini-nya dari pada gue penasaran kenapa beliau manggil gue.
Daaaaan ternyata Ibu Dini manggil gue umtul memberitahukan feedback mengenai tes tahap kedua yang telah gue jalani. Oya, ibu dini ini juga merupakan salah satu dosen KLA yang merupakan program studi profesi yang gue daftar. Kenapa gue belum diterima? Ternyataaaaaaaaaaaaa ..........
- Dari segi akademis dan kemampuan belajar kamu gada maslah sama sekali , bahkan bagus (cieeeh). Tapi yang kami, dosen KLA, ragu adalah apakah kamu benar-benar minat di KLA atau tidak
- Kenapa ragu ? Karena kamu tidak mempunyai pengalaman sama sekali dealing with children. Takutnya nanti ketika sudah kuliah kamu merasa kejebak. Karena kuliah di KLA ini tidak mudah, bahkan bisa dibilang sangat berat.
- Pengalaman kamu semuanya di organisasi kemahasiswaan. Kamu banyak dealing dengan orang-orang seumuran dan di atas kamu. Kemampuan komunikasi kamu sih tidak diragukan lagi, tapi, berkomunikasi dengan orang dewasa dan anak-anak itu sangatlah berbeda.
- Kalo kamu mau tetap ambil profesi KLA, ini sarannya :
(1) Coba selama satu tahun ke depan ini kamu kerja di dunia anak. Rasakan apakah kamu benar-benar tertarik dengan anak atau ini hanya sekedar keinginanmu saja
(2) Kalo kamu mau daftar di gelombang 2 ini bisa. Kan masih ada waktu satu bulan tuh buat kamu mencoba apakah dunia anak benar-benar passion kamu.
Oyaaa, Ibu Dini juga bertanya kepada saya : kenapa kamu tidak mau mengambil S2 profesi PIO sajaa ? TARAAAAAAH !!!!
Feedback dari kedua orang dosen ini absolutely buat gue GALAU MASA DEPAN.
KULIAH ? ATAU KERJA ? KALO KULIAH PSIKOLOGI ATAU MM ? KALO PSIKOLOGI NGAMBIL APA ? KALO MM KULIAHNYA DI MANA? LALALAALLA BLAAAAH !!!!
_cipi_
MBAK IRA
Gue (G) : Mbak, aku mau daftar S2 UGM, terus UGMnya minta surat rekomendasi dari dosen, mbak minta tolong isiin boleh?
Mbak Ira(I) : Kamu mau daftar di UGM ?
G : Iya mbak, abisan kemaren daftar di Ui ga keterima sih
I : Kamu udah minta feedback dari dosen yang wawancara kamu belum?
G : hehehe *nyengir* belum sih mbak. eee tapi emank bisa minta feedbacknya mbak?
I : Bisa ko. Kalo gak salah, dosen-dosen itu pada rekomendasi kamu masuk S2 PIO daripada S2 KLA
G : *nyengirtambahlebaaaaaar* aaaaaaaak kenapa harus PIO mbaaaaak ?
'____________________'
BU DINI PEPEN
Jadi ceritanya gue ditugaskan kantor untuk mencari refrensi mengenai proyek alat ukur yang akan kami buat. Jadilah gue bersama satu rekan kerja gue berkunjung ke perpus psiko buat nyari referensinya. Nah, di perpus gue ketemu temen seper-PA-an sama gue. Doi bilang ibu PA kami, yaitu ibu dini, mencari-cari gue, lalu ia memberikan nomor hape gue yang sedang tidak aktif ke ibu dini. Yasudahlah, gue sms saja ibu dini-nya dari pada gue penasaran kenapa beliau manggil gue.
Daaaaan ternyata Ibu Dini manggil gue umtul memberitahukan feedback mengenai tes tahap kedua yang telah gue jalani. Oya, ibu dini ini juga merupakan salah satu dosen KLA yang merupakan program studi profesi yang gue daftar. Kenapa gue belum diterima? Ternyataaaaaaaaaaaaa ..........
- Dari segi akademis dan kemampuan belajar kamu gada maslah sama sekali , bahkan bagus (cieeeh). Tapi yang kami, dosen KLA, ragu adalah apakah kamu benar-benar minat di KLA atau tidak
- Kenapa ragu ? Karena kamu tidak mempunyai pengalaman sama sekali dealing with children. Takutnya nanti ketika sudah kuliah kamu merasa kejebak. Karena kuliah di KLA ini tidak mudah, bahkan bisa dibilang sangat berat.
- Pengalaman kamu semuanya di organisasi kemahasiswaan. Kamu banyak dealing dengan orang-orang seumuran dan di atas kamu. Kemampuan komunikasi kamu sih tidak diragukan lagi, tapi, berkomunikasi dengan orang dewasa dan anak-anak itu sangatlah berbeda.
- Kalo kamu mau tetap ambil profesi KLA, ini sarannya :
(1) Coba selama satu tahun ke depan ini kamu kerja di dunia anak. Rasakan apakah kamu benar-benar tertarik dengan anak atau ini hanya sekedar keinginanmu saja
(2) Kalo kamu mau daftar di gelombang 2 ini bisa. Kan masih ada waktu satu bulan tuh buat kamu mencoba apakah dunia anak benar-benar passion kamu.
Oyaaa, Ibu Dini juga bertanya kepada saya : kenapa kamu tidak mau mengambil S2 profesi PIO sajaa ? TARAAAAAAH !!!!
Feedback dari kedua orang dosen ini absolutely buat gue GALAU MASA DEPAN.
KULIAH ? ATAU KERJA ? KALO KULIAH PSIKOLOGI ATAU MM ? KALO PSIKOLOGI NGAMBIL APA ? KALO MM KULIAHNYA DI MANA? LALALAALLA BLAAAAH !!!!
_cipi_
Komentar
Posting Komentar