Jumat, 11 Juni 2010

Sebuah insight yg sangat abstrak

"Not only what ur likes good for you sometimes what ur hates good for you"

Sepenggal kalimat ini kembali mengingatkan saya pada kehidupan lalu. Ketika saya masih berpegang teguh pada prinsip. Bukan untuk defense, menyenangkan diri, ataupun pasrah. Lebih kepada agar saya selalu bersyukur di setiap helaan kehidupan ini. Bersyukur, itulah hal yang akhir-akhir ini saya lupakan. Syukur tidak hanya sekedar diucapkan, tapi dilakukan. Syukur saya tidak berwujud, selalu menguap begitu saja.


Bagi saya, mengoptimalkan kemampuan yang ada pada saya adalah kesuksesan dan itu juga menjadi salah satu bentuk lain dr wujud syukur atas semua yang telah Dia berikan. Bersyukur adalah ketika saya bisa menghargai waktu yang berjalan, kesempatan yang udah diberikan, mata tangan kaki semua alat indera lengkap yang bisa membawa manfaat, dan menyadari itu semua serta kemudian mengoptimalkannya----SUKSES.



Sungguh begitu sempitnya pikirin ini ketika terbesit : nilai yang diberi manusia adalah standar kesuksesan. Emank si nilai ataupun IP adlah alat ukur kemampuan seseorang terhadap suatu materi yang valid. Ga muna, saya juga pengen dapet IP cumlaude. Dengan IP cumlaude it means kamu "pinter". Mau bgt cumlaude. Tapi saya ga mau terjebak ama cum laude itu. Saya ga mau belajar cuma karena pengen cumlaude. Saya ga mau nany2 ama guru cuma biar doi mengagumi kepintaran saya, saya ga mau mengikuti sesuatu hanya karena pengen terkenal. Tapi sepertinya kali ini saya terlalu pengecut.


Saya pengen nantinya jika nilai-nilai saya semuanya bagus di semester depan- itu karena saya BERSYUKUR! Pun nantinya tidak, saya harap wujud syukur itu tidak pernah saya lupakan-karena meskipun nilai yg saya dapat tidak sebanding dengan usaha saya (wujud syukur), namun pengalamannya  tidak akan bisa berbohong.Saya ga mau apa yang saya sukai malah membuat saya celaka nantinya, dan mungkin saja apa yang saya tidak sukai adalah yang terbaik untuk saya.




*abstrak dan kusut sekali tulisan ini ya :)